(Review Buku) Alive!

August 20, 2008 at 3:09 am | Posted in Uncategorized | 21 Comments
Tags:

Pada tanggal 12 Oktober 1972, sebuah pesawat Angkatan Udara Uruguay yang terbang membawa tim pemain rugbi, jatuh di salah satu puncak Pegunungan Andes yang dingin dan terpencil. Sepuluh minggu kemudian, hanya enam belas dari empat puluh lima orang penumpang yang ditemukan dalam keadaan hidup.

Ini adalah kisah tentang 72 hari di neraka salju yang mereka habiskan di badan pesawat, tanpa makanan dan harapan untuk ditolong. Para korban yang selamat saling melindungi dan menolong, sampai pada sebuah kesimpulan yang menyesakkan. Mereka hanya dapat hidup dengan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Memakan tubuh teman-temannya yang sudah meninggal.

Dua pemuda pemberani, tampil menghadapi kekejaman alam dengan mendaki puncak Andes, demi mencari pertolongan.

bukabuku.com

Taken from: bukabuku.com

Itulah sinopsis dari buku yang selesai saya baca minggu lalu selama satu minggu. Buku ini menceritakan tentang kisah nyata yang terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu, pengalaman tentang orang-orang yang bertahan hidup di tengah-tengah gunung salju, tanpa makanan selama 70 hari. Ke-45 orang yang ada di atas pesawat terbang yang membawa mereka ke Cile pasti tidak akan menyangka bahwa hari itu, 12 Oktober 1972 akan menjadi hari yang tragis bagi mereka. Pesawat mereka jatuh dan pecah menjadi 2 bagian, ekor dan badan pesawat. Letak kedua bagian pesawat ini terpisah cukup jauh, seolah menandakan bahwa kecelakaan ini cukup parah. Pesawat tersebut pun jatuh di tempat yang sangat tidak biasa, di atas pegunungan Andes yang tinggi (sekitar 12.000 kaki), yang hanya dikelilingi oleh salju. Tidak ada satupun tumbuhan yang hidup di sana (kecuali lumut) dan begitupun dengan hewan. 16 Orang tewas langsung tewas pada hari itu juga ditambah 1 orang yang menghilang karena mencoba berjalan sendiri di tengah-tengah bukit salju yang luas. 28 orang bertahan hidup, namun beberapa di antaranya bertahan dengan luka yang cukup parah.

Tidak ada persediaan makanan yang cukup untuk mereka, hanya beberapa batang coklat, beberapa bungkus rokok, beberapa botol minuman, dan sedikit makanan ringan. Pakaian yang tersisa pun hanyalah pakaian yang mereka kenakan pada saat itu, karena koper-koper mereka ada di bagian ekor pesawat yang terdapat di atas gunung. Dari sinilah kengerian cerita ini mulai terasa. Mereka yang selamat merasa bahwa mereka akan dapat segera diselamatkan dan keluar dari tempat itu. Itu karena mereka mendengar suara pesawat terbang di atas mereka dan menganggap bahwa itu adalah tim penyelamat yang ditugaskan untuk menyelamatkan mereka. Tetapi, pesawat tersebut hanya melintas saja dan tidak pernah kembali lagi. Mereka sampai putus asa karena beberapa kali pesawat terbang di atas mereka (pernah mereka mendengar pesawat yang terbang rendah) tetapi tidak ada satupun yang menyadari keberadaan mereka di bawah.

Akhirnya mereka bertahan hidup di tengah salju dengan peralatan seadanya. Jika mereka ingin minum, mereka harus mencairkan salju dengan cara meletakkan salju tersebut di atas lempengan besi dan mengalirkannya ke dalam kaleng. Mereka harus menghemat persediaan makan mereka sehingga satu orang hanya bisa makan satu potongan coklat dalam satu hari, mungkin kurang dari itu. Satu orang berhasil menyalakan radio (entah bagaimana caranya) dan mendengarkan berita bahwa pencarian pesawat yang hilang menunjukkan hasil yang negatif selama beberapa hari semenjak pesawat tersebut jatuh. Berita tersebut semakin menambah keputusasaan orang yang selamat. Di hari ketujuh, persediaan makanan sudah semakin menipis, dan kalau tidak ada lagi yang dapat mereka makan, mereka semua akan mati kelaparan. Satu cara yang diusulkan dan yang paling tragis adalah, mereka harus memakan daging manusia yang telah mati. Tentu penolakan terdapat dimana-mana, tetapi kenyataannya memang hanya itulah satu-satunya jalan untuk bertahan hidup. Pada hari ke 10, mereka mulai mengiris daging mayat (yang adalah teman-teman mereka sendiri), menjemurnya di atas badan kapal, dan memakannya mentah-mentah. Kondisi mayat masih dalam keadaan baik dan tidak membusuk, karena suhu dingin di atas gununglah yang mempertahankan bentuk mayat tersebut.

Kalau kita pikir bahwa penderitaan mereka sudah begitu hebat, kita salah. Tanggal 29 Oktober, 17 hari setelah kecelakaan, penderitaan mereka semakin bertambah. Terjadi longsoran salju yang mengubur badan pesawat tempat mereka tidur dan berlindung. Beberapa orang yang sedang tidur terkubur hidup-hidup. Beberapa dapat diselamatkan, tetapi ada beberapa yang terlambat diselamatkan. Kepedihan dan keputusasaan semakin melanda. Bahkan saking putus asanya ada yang mengeluh mengapa bukan dia saja yang mati terkubur salju, supaya segera berakhir penderitaannya.

Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu tanpa ada kepastian apakah mereka akan dapat diselamatkan dan keluar dari nereka salju ini. Namun, setiap hari mereka selalu berharap bahwa besok mereka akan diselamatkan, walaupun pada kenyatannya tidak. Jumlah yang meninggal pun semakin bertambah. Sampai akhirnya mereka merencanakan skenario penyelamatan sendiri, yaitu dengan melakukan ekspedisi menjelajahi gunung dan menuruninya. Setelah persiapan yang matang,  3 orang ditunjuk untuk melakukan ekspedisi yang berbahaya ini. Akhirnya mereka berangkat, tetapi setelah 3 hari 1 orang di antara mereka kembali ke badan pesawat karena khawatir bekal yang mereka bawa tidak cukup untuk 3 orang selama beberapa hari. 2 orang tetap melakukan perjalanan selama 10 hari sampai akhirnya mereka tiba di sebuah lembah dan bertemu dengan penduduk sekitar. Awal dari mimpi buruk mereka telah berakhir, selanjutnya 2 orang tersebut diselamatkan dan tim penyelamat segera diturunkan untuk mengevakuasi ke-14 orang lainnya yang masih ada di atas gunung. Mimpi buruk telah berakhir. 16 orang, 70 hari, di neraka salju.

Bagi saya, buku ini adalah buku yang sangat bagus. Kisah tragis, hangat, menginspirasi, mengejutkan, menakutkan, dan nyata, semua terdapat di dalam buku ini. Kita dapat melihat kenyataan sikap orang-orang yang ada di depan kematian, dan berjuang melewatinya. Mereka yang selamat mengatakan bahwa mereka merasa bahwa Tuhan ada di sana bersama mereka dan mereka tidak pernah merasa sedekat itu dengan Tuhan. Keputusan mereka untuk memakan daging manusia bagi saya adalah keputusan yang sangat-sangat berat dan tentu saja menyedihkan. Tetapi melihat bahwa hanya itulah satu-satunya jalan, membuat saya merasa bahwa itulah keputusan yang paling tepat yang pernah mereka buat. Terimakasih kepada penulis (dan ke 16 orang luar biasa) yang telah membagikan kisah ini kepada dunia.

Judul: Alive
Penulis: Piers Paul Read
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-979-27-0322-1
Halaman: 390+xiii
Website: http://www.viven.com.uy/571/eng/default.asp

21 Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. wagh…
    dapat job review neh 😉
    *hu..hu..hu

  2. i’m live am i?

  3. artikel anda :

    http://buku.infogue.com/
    http://buku.infogue.com/_review_buku_alive_

    promosikan artikel anda di http://www.infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler menurut pembaca.salam blogger!!!

  4. gmna rasanya tu ya daging manusia…
    seram ah..

  5. ck..ck..ck..
    Daging manusia yang dimakan itu, ada gambarnya ‘g?
    xixixi…

  6. Sepertinya beberapa scene di review buku ini pernah di film kan yah? 😀

  7. wow .. luar biasa ya ceritanya, thanks dah mereviewnya.

    hmmm … nggak kebayang bagaimana mereka harus menyayat tubuh manusia utk dimakan

  8. @okta:
    ini bukan job loh! tapi setelah kau ngasi komen ini, kepikiran juga buat jadiin job 😀

    @thegands:
    whatsoever!

    @nun1k04a:
    makasih linknya 🙂

    @dolput:
    aku pun ga bis ngebayangin dol!

    @blank:
    di bukunya gak ada sih, tapi beneran mau ngeliat? 😉

    @manik:
    memang sudah pernah difilmkan bang, tapi film lama. tahun 1993 kalo gak salah…..

    @elys welt:
    sama-sama… 🙂

  9. eh..jadi teringat kayak yang kapal tampomas dulu,untuk survive kudu makan daging manusia.. 😦
    *gimana kalo itu q yak..huhu

  10. bagus ya ?

  11. seram banget pra…tapi aku yakin pasti keren tuh bukunya….

  12. artikel ini dibayar berapa nar?? :p

  13. aQ juga dah pernah liat buku ini di toko buku…
    tapi harganya mahal begete…ga jadi dech dibeli….

    🙂

    emang keren banget kok bukunya…

  14. kagum mereka bisa bertahan hidup disana…
    bukan masalah apa yang mereka makan, tapi gimana usaha mereka yang nggak hanya berdiam diri di lokasi jatuhnya pesawat sambil menunggu bantuan. Tapi mereka semua selalu berusaha mencari cara agar bisa keluar dari tempat itu, sampai akhirnya mereka berhasil dan bertahan hidup sampai sekarang.

  15. dimana dirimu jom?

  16. diabiskan nggak tuh? kan sayang, mubazir gitu lo

  17. keren alurnyaaaa !!

    kalo into the wild ada bukunya ga ya ??
    aku cuma punya cd nya aja ..
    critanya juga survival ..

  18. dimana aku bisa dapatkan buku itu? kok sulit sih carinya.

  19. keren bgt bukunya… tapiii susahh banget dapetnya.. q nyari di toko buku se-surabaya mesti gag pernah dapet… sampe sekarang!

  20. q nyari di toko buku se-surabaya mesti gag pernah dapet…

  21. empat kali aku tamat membaca buku ini.ingin lagi,dan lagi…


Leave a reply to joicehelena Cancel reply

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.